Pengamat penerbangan menilai, kehadiran pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat itu itu sebagai unjuk kekuatan.
"Dengan penerbangan seperti ini, membiarkan transponder menyala merupakan keputusan yang disengaja," kata Ian Petchenik, direktur komunikasi di Flightradar24, mengutip INews yang melansir Reuters, Selasa (22/2/2022).
Angkatan Udara Amerika Serikat sejauh ini enggan mengomentari misi dari drone itu.
Pihak Angkatan Udara Amerika Serikat hanya menjelaskan kerap mengoperasikan pesawat pengintai untuk tujuan intelijen.
"Misi-misi ini menunjukkan komitmen berkelanjutan kami terhadap keselamatan dan keamanan di kawasan itu," kata seorang juru bicara.
Pada Senin malam, RQ-4 Global Hawk Forte11 kembali ke Mediterania setelah melakukan penerbangan selama hampir 24 jam, termasuk perjalanan pergi dan pulang.