VONIS.ID - Kunjungan mendadak Presiden Amerika Serikat, Joe Biden ke Ukraina, membuat Presiden Rusia, Vladimir Putin menyiagakan pasukan nuklir.
Hal itu diungkapkan Direktorat Intelijen Ukraina sesaat menjelang kunjungan Biden.
Direktorat Intelijen Ukraina mengatakan Rusia diduga telah memulai latihan nuklir skala besar, termasuk mengaktifkan sistem komando pusatnya, yang secara menakutkan disebut "Monolith".
Menurut badan intelijen tersebut, ketiga elemen triad nuklir Rusia; kapal selam, rudal, dan pesawat tempur, telah ditempatkan pada tingkat kesiapan tempur tertinggi.
Pesawat pengebom strategis dan komandan tertinggi juga dilaporkan dipindahkan ke pangkalan udara Tambov, sekitar 300 mil selatan Moskow dan 300 mil timur laut Ukraina.
Langkah Kremlin dipahami oleh kalangan intelijen sebagai taktik intimidasi yang dikenal sebagai "eskalasi ke de-eskalasi", di mana ancaman serangan akan menyebabkan kekuatan lawan mundur.
“Rusia dapat meningkatkan pemerasan nuklir untuk mengganggu kunjungan presiden AS ke Eropa," kata Direktorat Intelijen Ukraina dalam sebuah posting di Telegram, seperti dikutip dari Daily Star, Selasa (21/2/2023), dilansir dari Sindonews.com.
Terlepas adanya peringatan dari badan mata-mata Ukraina, kunjungan mendadak Biden ke Kiev berjalan mulus tanpa ada serangan apa pun dari pasukan Rusia.
Sirene sempat meraung-raung di Kiev saat kunjungan Biden, tapi juga tidak ada serangan apa pun.
Sergei Markov, profesor ilmu politik di Moscow State Institute of International Relations dan mantan penasihat Presiden Rusia Vladimir Putin, mengatakan Putin memberikan jaminan keamanan atas kunjungan Biden ke Kiev karena Rusia negara beradab.
"Kunjungan itu juga menegaskan bahwa kami benar sekali, Anda tahu," kata Markov.
"Kami adalah negara beradab dan Biden tiba di Kiev karena—saya yakin akan hal ini—dia mendapat jaminan keamanan dari pihak Rusia bahwa dia tidak akan dipukul saat berada di sana...Karena kami menepati janji dan berada di sisi kebaikan dan peradaban," paparnya.
Joe Biden melakukan kunjungan mendadak ke Kiev untuk mengunjungi negara yang dilanda perang, di mana dia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan menggandakan dukungannya untuk negara tersebut.
Biden menawarkan paket bantuan militer baru senilai USD500 juta.
Selain itu, AS diperkirakan akan mengumumkan sejumlah sanksi baru terhadap elite Rusia dan perusahaan mereka pada saat ekonomi Rusia merosot.
(redaksi)