VONIS.ID - Belum lama ini publik dibuat geger dengan peristiwa seekor buaya mengantarkan jenazah seorang anak yang tenggelam di sungai ke keluarganya.
Peristiwa ini bahkan sampai membuat peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) angkat bicara.
Dari peristiwa itu muncul sebuah mitos tentang warga asli Kalimantan tidak pernah menjadi mangsa buaya.
Peristiwa buaya mengantar jenazah anak itu terjadi di Muara Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim).
Peneliti Satwa Liar dari BRIN, Amir Ma'ruf menjelaskan warga asli Kalimantan terbiasa hidup di tengah habitat buaya.
Sehingga mereka mengetahui kebiasaan buaya dan bisa terhindar untuk dimangsa.
"Contoh orang dayak, orang dayak punya kearifan lokal. Satu, mereka sudah tahu tempat-tempat di mana ada buaya, mereka sudah tahu perilaku buaya. Artinya ketika buaya makan jam berapa mereka tahu akhirnya mereka menghindari (dimangsa buaya)," ujar Amir Ma'ruf, dilansir dari Detik.com.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan warga pendatang yang tidak terbiasa hidup di tengah habitat buaya.
Menurutnya, warga pendatang justru rentan diserang.
"Orang di luar itu, bisa dibilang mereka nggak ngerti. Contoh orang luar, buaya pas jam makan, dia ada dimakan lah, dianggap lah sebagai mangsa," katanya.
Selain itu, Amir mengatakan warga asli Kalimantan juga memiliki mitos kekerabatan dengan buaya. Sebagian besar warga asli Kalimantan mempercayai hal itu.
"Ada juga, ini saudaranya-saudaranya (hubungan antara manusia dan buaya), itu saya nggak ngerti," terangnya.
Sebelumnya diberitakan balita berusia 4 tahun bernama Muhammad Ziyad Wijaya tewas tenggelam saat bermain di Sungai Mahakam.
Saat proses pencarian selama dua hari, seekor buaya muara tiba-tiba muncul sambil membawa jasad korban dalam kondisi utuh dan diserahkan kepada keluarganya yang berada di tepi sungai.
"Enggak ada yang hilang, semua utuh. Jadi buaya ini kalau di kita malah membantu menemukan pencarian korban," ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Kaltim Melkianus Kotta.
Saat itu korban dibawa seekor buaya dari tengah sungai menuju ke tepi sungai.
Pihak keluarga korban telah menunggu buaya tersebut.
"Tadi pagi saat tim bergerak melakukan pencarian orang hilang hari kedua, sekitar jam 7 pagi tim mendapat informasi keluarga bahwa mereka melihat ada seekor buaya membawa jasad manusia. Setelah dilepas ternyata jasad itu anak yang kita cari," jelas Melkianus.
"Jaraknya dari lokasi kejadian itu 1,5 kilometer. Saat buaya berada di dekat keluarga, langsung dilepaskan korban," imbuhnya.
(redaksi)