"Cuacanya cerah. Kami mengalokasikan Landasan 30 yang ada di ujung timur. Semuanya baik-baik saja," ujar Joshi.
Namun, kemudian kapten pilot, Kamal KC, yang merupakan instruktur pilot yang memegang komando dalam penerbangan itu meminta izin untuk beralih ke Landasan 12, yang ada di ujung barat pada kompleks bandara Pokhara.
"Kami tidak yakin mengapa. Izin diberikan, dan oleh karena itu, pesawat memulai penurunan ketinggian," ungkap Joshi yang juga merupakan operator senior ATC.
Bandara Pokhara yang dibangun dengan dana pinjaman China, diketahui baru diresmikan sekitar dua pekan lalu.
Pemerintah Nepal telah membentuk panel khusus untuk menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat dan merekomendasikan langkah-langkah agar insiden serupa tidak terulang kembali.
Jatuhnya pesawat Yeti Airlines ini tercatat sebagai kecelakaan udara paling buruk dan paling mematikan dalam 30 tahun terakhir di Nepal.
Sementara itu, kotak hitam pesawat telah ditemukan di antara puing-puing pesawat, dengan kedua bagiannya -- perekam data penerbangan (FDR) dan perekam data kokpit (CVR) -- masih dalam kondisi baik.
Data pada kedua bagian kotak hitam pesawat itu akan membantu penyelidik dalam menentukan penyebab jatuhnya pesawat.
FDR diketahui merekam lebih dari 80 jenis informasi, seperti kecepatan, ketinggian dan arah, juga tindakan pilot dan kinerja sistem pilot.