1. Mediator Internasional
Juru bicara Jaringan Damai Papua, Yan Christian Warinussy menilai kehadiran mediator internasional sangat diperlukan dalam situasi penyanderaan di Papua.
“Kalau orang itu dari Palang Merah Internasional atau organisasi yang berada di bawah UN (PBB), saya pikir itu minimal menjawab keinginan mereka,” kata Yan Warinussy kepada VOA Indonesia.
“Tapi, dengan tujuan penting bahwa dia berusaha untuk menyelesaikan konflik. Khusus pada soal pembebasan pilot yang tidak berdosa ini,” imbuhnya.
Yan Warinussy juga menyatakan mediator yang dipilih memang memiliki tantangan di dua sisi.
Satu, mediator harus bisa meyakinkan pihak TNI-Polri bahwa dia dapat dipercaya.
Kedua, mediator juga pihak yang dipercaya oleh TPNPB itu sendiri.
“Supaya dia bisa dengan mudah berperan di dalam membangun komunikasi antara kedua pihak itu,” tambahnya.
Langkah ini, bahkan bisa berdampak jangka panjang.
Kasus penyanderaan pilot dan upaya pembebasannya bisa menjadi pintu masuk untuk memulai langkah membangun perdamaian Papua ke depan.
“Meskipun ini langkah yang sangat-sangat tidak mudah,” kata Yan Warinussy lagi.
2. Tokoh Agama dan Masyarakat