Sedangkan nama Panah sebagai senjata yang elastis, tidak dapat dibelokkan setelah dilepas dan melesat cepat menuju sasaran.
KRI Panah-626 diharapkan menjadi simbol filosofi alat pertahanan dan berburu yang dapat membidik sasaran secara cepat, akurat, serta kemampuan fisik yang kuat dan tanpa ragu.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali resmi melakukan ship-naming kedua kapal itu di Surabaya, Rabu (17/5).
"Dengan dibangunnya kedua kapal ini akan semakin meningkatkan kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama pertahanan negara dalam mengamankan kepentingan nasional dan menjaga kedaulatan di laut," ujar Ali dalam peresmian.
"Penggunaan nama senjata tradisional dari Papua tersebut juga sebagai wujud kecintaan dan kebanggaan bangsa Indonesia sekaligus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari NKRI," sambungnya, sebagaimana dilansir dari Antara.
(redaksi)