VONIS.ID - Persoalan di Sungai Mahakam masih disorot oleh beberapa kalangan.
Termasuk dari mahasiswaa yang mempertanyakan kewenangan KSOP Kelas II Samarinda dalam memantau pelayaran di Sungai Mahakam.
Terbaru, kalangan mahasiswa pun telah mendatangi kantor KSOP Kelas II Samarinda.
Kedatangan mereka itu, tak lepas dari beberapa kejadian yang terjadi beberapa waktu ini, seperti misalnya ditabraknya Jembatan Mahakam oleh kapal tongkang pada 28 Maret 2022, serta penabrakan Jembatan Martadipura Kutai Kartanegara pada 8 April 2022 lalu.
Dinilai, KSOP sebagai salah satu lembaga yang memiliki tugas melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, memiliki tanggung jawab akan hal itu.
Hal itu yang disuarakan GMPPKT (Gerakan Mahasiswa Peduli Pembangunan Kalimantan Timur) mendatangi kantor KSOP Kelas II Samarinda.
"KSOP harus bertanggung jawab terhadap insiden yang terjadi di perairan Sungai Mahakam. Harus ada reformasi pada KSOP, karena diduga akibat kelalaian KSOP dalam pengawasan, penabrakan sering terjadi," ujar Abidin, perwakilan mahasiswa dari GMPPKT, Kamis (9/6/2022).
Mahasiswa juga meminta adanya transparansi anggaran ganti rugi yang ada di perairan Sungai Mahakam, khususnya insiden ditabraknya Jembatan Sungai Mahakam serta Jembatan Martadipura Kutai Kartanegara.
"Kami juga meminta KSOP agar cabut izin pelayaran dan memberi sanksi tegas kepada agen kapal yang menabrak jembatan beberapa waktu lalu. Selain itu juga mempertanyakan dasar pelimpahan wilayah kerja yang diberikan kepada Pelindo. Berapa kapal dimiliki Pelindo, dan berapa tenaga pandu yang dimiliki Pelindo?," ujarnya.
Terakhir, mahasiswa suarakan dugaan pengutan jasa pandu dan assist yang. Diduga dalam proses pelayaran, tak ada pandu dan assist yang diberikan kepada kapal, namun, jasa pandu dan assist itu tetap muncul dalam tagihan.
(CLOSING)