Sugiyono meminta KPU untuk lebih proaktif dalam menyebarkan informasi terkait proses pemilu.
Mulai dari tata cara pencoblosan, pentingnya partisipasi masyarakat, hingga dampak dan konsekuensi dari tingginya angka golput.
“Masyarakat perlu memahami betul konsekuensi dari tidak menggunakan hak suaranya. KPU memiliki peran penting untuk mengedukasi hal ini," jelasnya.
“Partai politik memiliki peran sentral. Mereka harus mengambil inisiatif, tidak hanya fokus pada kampanye tetapi juga edukasi pemilih. Kualitas demokrasi kita ditentukan oleh seberapa besar masyarakat terlibat di dalamnya," sambung Sugiyono.
Selain itu, Sugiyono menekankan pentingnya pendekatan emosional politisi dalam berkomunikasi dengan masyarakat.
Menurutnya, politisi harus mampu mendengar keluhan dan aspirasi masyarakat, serta membangun hubungan yang baik untuk menciptakan demokrasi yang kondusif.
“Kita harus bergerak bersama, bekerja sama, dan membangun komitmen kuat untuk mengatasi persoalan golput ini. Semoga dengan upaya bersama, Samarinda dapat menjadi role model dalam partisipasi pemilu yang tinggi," tutur Sugiyono. (Advetorial)