Namun seiring berjalannya waktu, Holmes kehilangan kontrol atas perusahaan yang didirikannya.
Aset kekayaannya longsor menjadi nol.
Ada yang curiga terhadap perkembangan dari bisnis Theranos yang cukup pesat.
Dialah Bill Maris, yang mengelola Google Ventures (GV).
Pada saat banyak pihak ingin berinvestasi dengan Theranos, Bill Maris justru mencurigai Theranos.
Bahkan Bill Maris mengungkapkan bila timnya sampai menjalankan pengecekan dengan melakukan tes darah di Theranos.
Ternyata prosesnya tidak sesederhana publisitas yang diklaim oleh Theranos.
Kecurigaan lain datang dari seorang jurnalis Wall Street Journal bernama John Carreyrou.
Sebagai pemenang Pulitzer Prize, John mencermati dan menyelidiki untuk mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi di dalam Theranos.
Salah satu upaya yang dilakukan John di antaranya adalah mengulik informasi dari para karyawan Theranos.
Ada yang mengatakan bahwa hasil tes yang dilakukan Theranos tidak akurat.
Beberapa pihak lain juga mengungkapkan bahwa sebagian besar tes sama sekali tidak dilakukan di laboratorium Theranos, namun menggunakan mesin konvensional yang dibeli dari sebuah pemasok.
Setelah laporan terkait perusahaan tersebut diterbitkan oleh Wall Street Journal pada Oktober 2015, pihak regulator keuangan AS, yakni Securities and Exchange Commission, membuka sebuah penyelidikan.
Pusat Layanan Medicare dan Medicaid, yang mengawasi laboratorium pengujian darah juga mencabut lisensi Theranos.