VONIS.ID - Presiden Joko Widodo memberikan bantuan sapi Idul Adha jenis Simental berbobot 827,5 kilogram seharga Rp70 juta kepada Provinsi Kalimantan Timur.
Simental dikenal sebagai salah satu sapi primadona sekelas Limousin, Angus dan Brahman yang memiliki bobot hingga 1.000 kilogram atau di atas satu ton. Sapi jenis ini, seringkali dilirik Presiden RI untuk disalurkan pada perayaan Hari Raya Idul Adha ke sejumlah Provinsi di Indonesia.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim Munawwar mengatakan bahwa sebenarnya ke empat jenis sapi tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dari sisi kelebihan maupun kekurangan.
Hanya saja bentuk tubuh mereka ini berbeda, Simental lebih pendek dan gemuk, juga dikenal sebagai sapi pekerja yang memiliki warna kulit krem, merah bata, atau emas belang putih.
Sementara Limousin, memiliki tanduk berwarna kuning kegelapan dan tipis. Bulunya berwarna emas-merah, lebih terang di bawah perut, paha dalam, sekitar mata dan moncong, di sekitar anus, dan ujung ekor.
"Kalau Limousin ini berwarna coklat tidak ada tanda putih di kepala, bentuk tubuhnya panjang seperti mobil Limousin. Sedangkan Simental ada warna putih d ikepalanya, bentuk tubuh pendek dan lebar," ungkapnya, Sabtu (9/7/2022).
Selain itu, Limousin dikenal sebagai sapi pedaging yang memiliki daging empuk serta rendah lemak. Lalu Simental, dagingnya tidak mengandung banyak lemak. Tidak kalah dengan jenis sapi lainnya, Angus juga memiliki kualitas daging unggul bernutrisi tinggi.
"Limousin, Angus, Brahaman maupun Simental ini memang jenis sapi unggulan untuk bobot yang sangat besar dan berasal dari negara luar," jelasnya di Masjid Nurul Mu'minin milik Pemerintah Provinsi Kaltim Jalan Jendral Sudirman.
Menurut Munawwar, sapi unggulan ini sudah banyak dikembangkan di Negara Indonesia. Peternak Kaltim pun diberdayakan agar dapat melakukan Inseminasi Buatan (IB), sehingga menghasilkan sapi jenis lokal.
Kepada awak media, ia menuturkan alasannya merekomendasikan sapi jenis Simental agar dipilih Staf Kepresidenan. Hal itu karena ingin memberdayakan peternak di Benua Etam.
"Kemarin kita diintruksikan memilih tiga lokasi yang direkomendasikan untuk sapi bantuan. Kita lihat jenis sapi unggulan kebanyakan dari luar. Namun ternyata di Kaltim juga ada dengan jenis Simental," terangnya.
Oleh sebab itulah, pilihan jatuh kepada sapi jenis Simental. Munawwar yakin dan ingin memberikan pembuktian bahwa peternak Kaltim tidak kalah hebat dengan provinsi lainnya.
"Kita juga ingin membuat para peternak semangat. Artinya bukan saja dari sisi keuntungan tapi menggembirakan mereka, karena anak Indonesia juga bisa," bebernya.
Di tempat yang sama, Moko Prasetyo yang merupakan Peternak Sapi Desa Muang Lempake menjelaskan bahwa Simental merupakan sapi import asal luar negeri. Hanya saja, sudah banyak dikembangkan di Indonesia tak terkecuali Kaltim.
Ditanya terkait perawatan untuk Simental ini, Moko menegaskan bahwa perawatannya sama saja seperti sapi lainnya. Bedanya itu hanya di jumlah pakan yang lebih banyak, karena semakin besar sapi maka makin besar juga kebutuhannya.
"Tidak pilih-pilih makanan sama seperti sapi lainnya, cuma porsi makannya itu besar sekali. Asupan gizi juga rutin kita berikan, pakannya jangan hanya dikasih rumput karena tidak maksimal. Jadi harus ada suplai pakan tambahan baik berupa konsentrat atau alternatif lain," paparnya.
"Simental ini jenis sapi yang memang mengutamakan kebersihan, itu bedanya dari sapi lain. Lalu karena cuaca disini tiba-tiba hujan panas, jadi kita siasati kalau panas itu mandinya dua hari sekali. Kita juga melakukan pemeriksaan rutin satu minggu sekali oleh petugas kesehatan di Samarinda," sambungnya.
(mu/adv/diskominfokaltim)