VONIS.ID - Perang Dunia III benar-benar di ambang terjadi, yang dipicu dari perang antara Rusia dengan Ukraina.
Kini, negara-negara NATO dikabarkan siap terlibat langsung perang dengan Rusia.
Hal itu diungkapkan para pakar militer China, yang khawatir perang Rusia-Ukraina bisa berubah menjadi Perang Dunia III setelah pejabat militer senior NATO mengatakan aliansi siap konfrontasi langsung dengan Moskow.
Ukraina dan negara-negara Barat baru-baru ini sepakat untuk membicarakan lebih banyak pasokan senjata termasuk rudal jarak jauh dan pesawat tempur.
Para pakar memperkirakan bahwa Rusia akan melancarkan serangan baru sebelum bantuan NATO diubah menjadi kemampuan tempur Ukraina di medan pertempuran.
Dalam sebuah wawancara pada hari Minggu dengan saluran televisi RTP Portugal, Ketua Komite Militer NATO Rob Bauer mengatakan bahwa blok militer pimpinan Amerika Serikat (AS) siap untuk konfrontasi langsung dengan Rusia.
“Ini adalah sinyal penting bagi Rusia...Bahwa kami siap jika mereka memutuskan untuk mengejar NATO. Ini adalah garis merah. Jika ada garis merah, maka Rusia-lah yang melintasi perbatasan kami,” kata Bauer.
Pada saat yang sama, Rusia baru-baru ini mengumumkan lebih banyak kemajuan militer di medan perang.
Menurut laporan kantor berita TASS, pemukiman Blagodatnoye dekat Soledar di Ukraina timur telah berada di bawah kendali pasukan Rusia.
Laporan itu mengutip pendiri kelompok tentara bayaran Wagner Group Rusia Yevgeny Prigozhin.
Cui Heng, asisten peneliti dari Center for Russian Studies of East China Normal University, mengatakan kepada Global Times, Senin (30/1/2023), bahwa kinerja pasukan Rusia di Ukraina telah meningkat sejak Moskow menunjuk Kepala Staf Umum Jenderal Valery Gerasimov untuk menjabat sebagai komandan "operasi militer khusus" di Ukraina.
Bauer juga mengakui bahwa blok militer pimpinan AS harus lebih siap karena saat ini Rusia memiliki inisiatif militer.
Para pakar militer China mengatakan kekhawatiran semacam ini di antara Ukraina dan negara-negara Barat hanya membuat mereka setuju untuk membicarakan pasokan militer yang lebih ofensif setelah mereka mencapai kesepakatan tentang masalah penyediaan tank tempur utama yang lebih canggih.
Rudal dan Jet Tempur Ukraina dan sekutu Baratnya telah terlibat dalam pembicaraan "jalur cepat" tentang kemungkinan melengkapi Ukraina dengan rudal jarak jauh dan jet tempur militer, Itu diungkap Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Podolyak mengatakan para pendukung Ukraina di Barat memahami bagaimana perang berkembang dan kebutuhan untuk memasok pesawat yang mampu melindungi kendaraan tempur lapis baja yang telah dijanjikan AS dan Jerman.
Namun, dalam sambutannya kepada saluran video online Freedom, Podolyak mengatakan bahwa beberapa mitra Barat mempertahankan sikap "konservatif" terhadap pengiriman senjata.
"Karena takut akan perubahan dalam arsitektur internasional," katanya.
Song Zhongping, seorang pakar militer China mengatakan kepada Global Times pada hari Minggu, "Kiev akan selalu berusaha untuk menyeret sekutu NATO-nya untuk secara langsung berperang dengan pasukan Rusia di Ukraina, karena ini mungkin satu-satunya cara bagi Kiev untuk membalik situasi saat ini. Tetapi Washington tidak bodoh, sehingga tidak akan digunakan oleh Kiev, tetapi akan terus menggunakan Kiev untuk melemahkan Moskow."
Wei Dongxu, pakar militer lain yang berbasis di Beijing, mengatakan kepada Global Times, "Jika Ukraina akhirnya menerima senjata seperti jet tempur F-16, dipersenjatai oleh anggota NATO, dan rudal jarak jauh, serta tank tempur utama, maka Kiev akan dapat melancarkan serangan balik di beberapa wilayah yang saat ini dikuasai oleh pasukan Rusia."
"Ini bisa terjadi sebelum akhir musim dingin ini atau periode waktu setelah musim dingin," kata Wei.
"Rusia tidak akan menunggu dan melihat pasukan Ukraina dipersenjatai sepenuhnya oleh senjata-senjata NATO itu," imbuh Song.
Jadi, sambung dia, pasukan Rusia kemungkinan akan meluncurkan babak baru ofensif besar untuk memaksimalkan keuntungan dan kemenangan mereka sebelum situasi menjadi lebih sulit di masa depan.
Menurut para pakar militer China, pernyataan Ketua Komite Militer NATO Rob Bauer bahwa NATO siap untuk konfrontasi langsung dengan Rusia sebenarnya adalah pesan yang jelas dari aliansi bahwa NATO tidak akan terlibat secara langsung selama Rusia mempertahankan "operasi militernya" hanya di Ukraina.
Tapi sekarang beberapa anggota NATO, seperti Polandia, benar-benar mengambil tindakan mereka sendiri untuk memperkuat Ukraina, dan ini akan menciptakan lebih banyak ketidakpastian jika potensi serangan militer besar Rusia juga menyebabkan korban besar bagi personel militer anggota NATO di Ukraina.
Menurut Song, masalah lain adalah bahwa jika Rusia tidak dapat mencapai kemenangan militer besar sebelum bantuan militer NATO untuk pasukan Ukraina yang bersenjata lengkap.
"Ukraina dapat membawa kerugian besar bagi pihak Rusia di Crimea dan wilayah lain di dalam wilayah Rusia, dan kemudian Moskow harus membalas dengan keras, dan ini pasti akan menyebabkan eskalasi," ujar Song.
"Selama NATO terlibat lebih langsung, situasinya akan segera berubah menjadi konfrontasi antara NATO dan Rusia, dan pecahnya Perang Dunia III di Eropa akan menjadi peristiwa dengan kemungkinan besar," imbuh Song.
(redaksi)