VONIS.ID - Tahun 2022 ini, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) buat gebrakan baru. 

Hal itu dilakukan dengan menggelar Hoegeng Award 2022. 

Hoegeng Award 2022 itu dilakukan untuk memacu oknum kepolisian di lapangan berbuat baik dan tulus dalam pekerjaan. 

Perihal Hoegeng Award 2022 ini disampaikan Kapolri Listyo Sigit Prabowo dalam rapat dengan Komisi III DPR RI, Senin (24/1/2022). 

Pemilihan nama 'Hoegeng' diambil dari nama mantan Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso. 

"Kami akan menyelenggarakan Hoegeng Award tahun 2022, mencari Hoegeng baru, kegiatan ini diharapkan dapat memacu semangat anggota di lapangan untuk senantiasa berbuat baik dan melakukan tugas pengabdian dengan tulus dan sungguh-sungguh," kata Kapolri Listyo Sigit. 

Ia lanjutkan bahwa Polri akan beri penghargaan atau reward bagi setiap polisi yang melakukan pengabdian di luar panggilan tugas sesuai indikator yang terukur dari masing-masing proporsi tugas mereka.

Meski demikian, Listyo juga menegaskan, Polri juga tidak segan untuk mengevaluasi anggotanya yang melakukan penyimpangan.

"Hal yang terpenting adalah bagaimana Polri dapat mengelola dan merespon dengan cepat dan baik terhadap seluruh kritik dan masukan dari masyarakat, anggota yang terbukti melakukan penyimpangan akan langsung dilakukan evaluasi," katanya. 

Tak ragu pecat anggota kepolisian

Di rapat di DPR RI itu, Kapolri Listyo Sigit juga ungkap bahwa ada penurunan angka kepercayaan masyarakat terhadap Polri. 

Hal itu ia sampaikan berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia. 

"Penurunan ini dipicu oleh serangkaian pelanggaran personel dan pelayanan yang tidak professional. Tentunya berbagai fenomena ini harus kami perbaiki dengan progres yang konkret," katanya. 

Untuk memperbaiki kinerja kepolisian, Listyo Sigit janjikan pembenahan. 

Ia pun tak segan untuk memecat puluhan anggota kepolisian untuk selamatkan 400 ribu lebih anggota Polri yang ada. 

"Untuk melakukan perbaikan dan bentuk komitmen kami berbenah, kami tegaskan sekali lagi bahwa Polri tidak ragu untuk memecat 30, 50, 500 anggota Polri yang merusak institusi dari dalam untuk menyelamatkan 400.000 lebih anggota Polri yang telah berbuat baik," lanjutnya kemudian.