Sabtu, 23 November 2024

Nasional

Sejarah Hari Reformasi Nasional 21 Mei, Runtuhnya Tirani Rezim Soeharto

Jumat, 19 Mei 2023 18:18

Mahasiswa menduduki gedung DPR RI pada Mei 1998. (kemendikbud.go.id)

VONIS.ID - 21 Mei diperingati sebagai Hari Reformasi Nasional, menjadi pengingat atas histori tragedi Mei 1998.

Tanggal 21 Mei dipilih menjadi Hari Reformasi Nasional karena bertepatan dengan lengsernya Presiden Soeharto saat mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei 1998.

Di 1998 terjadi krisis politik, ekonomi, hukum, dan krisis sosial.  

Besarnya ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Soeharto, menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organisasi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia. 

Demonstrasi itu juga menyebabkan munculnya tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998 yang mengakibatkan empat mahasiswa tertembak mati, Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.

Tahun 1998 menjadi babak baru pemerintahan Indonesia menuju sejarah baru yang kemudian dikenal sebagai reformasi.

Lebih lanjut, sejarah lahirnya reformasi di Indonesia bermula saat Soeharto menjabat Presiden kedua Indonesia sejak 1967 untuk menggantikan Soekarno.

Selama 32 tahun memimpin Indonesia, presiden yang dijuluki sebagai Bapak Pembangunan ini dianggap mampu menjaga stabilitas negaranya.

Kendati demikian, stabilitas yang selalu terjaga itu akhirnya goyah juga.

Demonstrasi dan kerusuhan merebak di mana-mana.

Dalam buku 'Sejarah Pergerakan Nasional' yang ditulis Fajriudin Muttaqin dkk, ditulis bahwa demonstrasi mahasiswa ini bermula lantaran krisis ekonomi yang menghantam Indonesia pada 1998.

Reformasi terus disuarakan.

Kegoyahan ekonomi ini adalah bagian dari akibat krisis finansial di kawasan Asia.

Krisis ini membuat kepercayaan masyarakat merosot.

Soeharto sudah dianggap tidak mampu lagi mengatasi krisis berkepanjangan ini.

Reformasi adalah jalan yang dituntut masyarakat.

Mahasiswa pun menuntut Soeharto agar lekas turun dari tampuk kekuasaan.

Namun Soeharto tetap pada pendiriannya.

Protes para mahasiswa pun makin tak terbendung lantaran reformasi tak kunjung terlaksana.

Aksi demonstrasi bermunculan kembali di sejumlah daerah.

Seperti di antaranya, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Ujungpandang, dan daerah lain.

Kemudian dampak dari peristiwa demonstrasi pun semakin membara.

Apalagi setelah disiram oleh kenaikan harga bensin, yang mana dari harga Rp 700 menjadi Rp 1.200.

Meledaklah peristiwa 12 Mei, yang dikenal dengan 'Tragedi Trisakti'.

Kekacauan pecah saat mahasiswa Trisakti dihalangi saat hendak menuju gedung DPR.

Tanggal 12 Mei menjadi salah satu lahirnya hari reformasi.

Aparat keamanan akhirnya mengeluarkan tembakan peringatan.

Namun tembakan itu bukan peluru karet, melainkan peluru besi.

Mahasiswa pun kocar-kacir pergi menyelamatkan diri, sebagian bahkan ada yang berlindung di gedung kampus Trisakti.

Namun tembakan itu justru mengenai beberapa mahasiswa.

Hingga akhirnya empat mahasiswa gugur dalam peristiwa ini.

Mereka adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977-1998), Hafidin Royan (1976-1998), dan Hendriawan Sie (1975-1998).

Sedangkan mahasiswa lainnya mengalami luka-luka dan dibawa ke RS Sumber Waras.

(redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal