Senin, 25 November 2024

Advertorial DPRD Samarinda

Sektor Pendidikan Jadi Perhatian Serius DPRD Samarinda, Puji Sebut Ada Daerah yang Belum Punya Sekolah

Rabu, 16 November 2022 21:25

DIWAWANCARAI - Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti. / Foto : Pusaranmedia.

VONIS.ID - Persoalan pendidikan menjadi perhatian serius DPRD Samarinda.

Salah satu sektor di dunia pendidikan yang menjadi sorotan anggota legislatif Kota Tepian, yakni terkait dengan fasilitas penunjang proses belajar mengajar.

Anggota Dewan menilai fasilitas pendidikan belum merata hadir di semua wilayah.

Demikian diungkapkan Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti.

Hal inilah yang kerap memicu masalah saat Penerimaan Peserta Didik Baru atau PPDB

Sri Puji Astuti meminta agar Pemkot Samarinda selaku pihak yang bertanggungjawab menyediakan fasilitas penunjang agar lekas mengambil sikap, terutama dalam upaya pemenuhan sarana dan prasarananya.

Sistem zonasi dikatakan Puji juga memberikan pembatasan kuota terhadap jumlah siswa yang akan diterima.

“Sedangkan kalau mau cari sekolah lain, yang kuotanya masih ada malah terbatas wilayah zonasi. Jadi ini akan menyulitkan,” beber Puji, Senin (14/11/2022).

Puji melanjutkan hingga kini masih ada beberapa wilayah di Samarinda yang masih belum memiliki sekolah sesuai dengan jumlah penduduknya. 

Khususnya untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Misalnya di (Kecamatan) Samarinda Ulu, di Kelurahan Jawa, Kelurahan Temindung di (Kecamatan) Sungai Pinang itu notabene tidak memiliki sekolah SMP Negeri,” lanjut Puji.

Politisi Partai Demokrat itu meminta agar jumlah sekolah di Samarinda bisa menyesuaikan dengan jumlah calon peserta didik di kawasan tersebut. 

Sehingga program peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui sektor pendidikan bisa dioptimalkan untuk mendukung terciptanya generasi hebat di Samarinda

Perhatian lebih harus diberikan Pemkot Samarinda berkaitan dengan jumlah sekolah, termasuk gedungnya. 

Karena ia tak menampik, sampai saat ini masih banyak sekolah yang terpaksa harus menumpang di gedung sekolah lain.

“Kita mulai masuk di PTM (Pembelajaran Tatap Muka), jadi tidak bisa kalau terus-terusan tidak punya gedung, dan menumpang di sekolah lain,” pungkasnya.

(advetorial)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal