Senin, 25 November 2024

Berita Nasional Trending

Simpatisan ISIS Rutin Latihan Perang, DE Siapkan Rencana Penyerangan ke Markas Brimob dan Tentara

Sabtu, 19 Agustus 2023 8:13

Barang bukti yang diamankan dari penggeledahan rumah terduga teroris di Bekasi / Foto: HO

VONIS.ID - Polisi mengungkap rencana penyerangan terduga teroris yang merupakan karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menyebut, tersangka berinisial DE beberapa kali melakukan latihan dan berencana menyerang markas Brimob serta tentara.

"Beberapa kali melakukan latihan, kemudian memiliki rencana kegiatan untuk melakukan aksi kembali ke Mako Brimob 82 dan Mako Brimob yang di Jawa Barat, juga terhadap beberapa markas tentara yang sudah dikenali atau ditandai oleh yang bersangkutan," tuturnya dikutip dari Kompas TV.

Kepolisian menunjukkan setidaknya 16 senjata api dari rumah karyawan PT KAI terduga teroris itu.

16 senpi itu terdiri dari 11 laras pendek dan lima laras panjang.

Ada juga ratusan anak peluru serta beberapa magasin yang disita kepolisian dari penggerebekan rumah DE.

DE merupakan pendukung aktif ISIS yang bergerak di media sosial.

Pada 2010, ia pernah bergabung dengan jaringan Mujahidin Indonesia Barat pimpinan WM.

Kemudian, pada 2014, DE menyatakan baiat kepada amir ISIS dan memulai lakukan persiapan, melakukan latihan, pengumpulan peralatan yang dibutuhkan.

Sejak saat itu, tersangka sangat aktif di media sosial.

Kepolisian telah memantau aktivitas DE dalam tiga minggu terakhir yang intens memberikan imbauan atau ajakan untuk melakukan aksi terorisme.

Imbauan itu disebarkan melalui pesan singkat WhatsApp yang di-timer.

Terkait dengan senpi yang dimiliki DE.

Senpi berikut amunisinya diduga didapatkan dari marketplace atau platform.

Tanpa menyebut nama marketplace-nya, di marketplace itu terdapat para penjual yang diduga memperdagangkan senjata.

Kepolisian menduga, akun marketplace miliknya dijadikan terduga teroris DE sebagai tempat melakukan jual beli senjata api.

Selain dijadikan untuk jual beli senjata api, marketplace itu juga merupakan tempat kamuflase DE agar aktivitasnya melakukan jual beli senjata tidak diketahui.

Agar tidak mudah diketahui, DE berkamunflase dengan menjual mainan yang berkaitan dengan alat-alat militer.

“Sehingga, diduga juga bahwa marketplace itu dipakai sebagai alat kamuflase melakukan perdagangan senpi ilegal,” ujar Aswin.

“Ini masih didalami juga sebenarnya, sejauh mana aktivitas akun yang bersangkutan tersebut di marketplace. Apakah memang benar-benar sebagai jualan saja untuk mencari uang, atau juga sebagai sarana-sarana lainnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Aswin mengatakan, pendapatan DE dari aktivitas penjualan senjata api di marketplace tersebut digunakan untuk memodifikasi dan mengembangkan senjata airsoft gun menjadi senjata api.

Dia pun menegaskan, penyidik juga tengah menelusuri aliran dana terkait dengan aktivitas DE yang menjual senjata api di marketplace.

Sementara itu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atau PPATK telah membekukan beberapa rekening milik DE.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan, rekening yang dibekukan itu ada di beberapa bank. 

Namun demikian, Ivan masih belum merinci lebih jauh nilai transaksi yang telah dibekukan.

Ivan mengatakan, pihaknya telah berkooordinasi dengan pihak Densus 88 Antiteror Polri untuk menelusuri aset dan transaksi keuangan DE.

(redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal