VONIS.ID - Praktik perdagangan manusia masih terjadi di Indonesia.
Kali ini terdapat 19 wanita, empat di antaranya masih di bawah umur, diduga jadi korban perdagangan manusia.
Ke-19 wanita tersebut dipekerjakan menjadi pekerja seks komersial (PSK), di kawasan Gempol, Pasuruan, Jawa Timur (Jatim).
Bahkan, saat pengungkapan terjadi, korban ditemukan disekap di salah satu ruko di kawasan Gempol.
"Total korban 19 perempuan. Terdiri dewasa sebanyak 15 orang, empat anak dan disekap di ruko," kata Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Hendra Eko Triyulianto, dilansir dari CNN Indonesia, Sabtu (19/11).
Hendra menyebut pihaknya langsung mendatangi ruko yang digunakan menjadi warkop itu.
Mereka kemudian mendapati delapan perempuan, tiga di antaranya anak di bawah umur dipekerjakan sebagai PSK.
"Dari hasil interogasi delapan perempuan dan anak itu oleh dua orang pelaku dipekerjakan di warkop dan dijual sebagai PSK, dengan harga antara Rp500 ribu sampai Rp800 ribu," ujarnya.
Menurut Hendra, pelaku menyekap para korban perempuan dan anak-anak itu.
Setiap harinya mereka dilarang menggunakan alat komunikasi, tak boleh keluar ruko, kecuali saat melayani tamu.
"Para perempuan dan anak tersebut di ruko sehari-harinya tidak boleh keluar, hp (handphone) disita, bisa keluar hanya khusus untuk melayani tamu sebagai PSK di Tretes, Kabupaten Pasuruan," katanya.
Usai mendatangi TKP pertama, penyidik kemudian melakukan pengembangan di lokasi lain, yakni di sebuah perumahan di wilayah Prigen, Pasuruan, yang berfungsi sebagai wisma.
Polisi kemudian berhasil mengamankan dua orang muncikari.
Ada juga korban yang terdiri dari 11 perempuan dan 1 orang anak di bawah umur.
Jumlah pelaku yang terlibat dalam tindak perdagangan orang ini antara lain DGP (29) dan RNA (30) sebagai muncukari dan pemilik warkop, kemudian A (42) sebagai penjaga ruko, CEA (26) kasir warkop, dan AS (31) kasir di wisma.
"Pelaku mendapatkan hasil Rp300 ribu sampai dengan Rp500 dari eksploitasi korban," katanya.
Dari penangkapan ini, polisi menyita uang sebesar Rp2.283.000 dari muncikari DGP, dua buku tamu, uang Rp450 dari RNA, dan tiga kondom belum dipakai.
Saat ini, para pelaku dan belasan korban itu dibawa ke Polda Jatim untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Atas perbuatannya, para pelaku dijerat Pasal 2 jo Pasal 17, dan Pasal 10 UU Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan Pasal 2 ayat (1) huruf r Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.
(redaksi)