Dalam tinjauan lapangan nantinya, Samri mengaku juga akan membawa tim teknis ahli yang bersifat independen sebagai tolak ukur dari pengerjaan proyek dengan anggaran senilai Rp 1,5 miliar itu.
“Jadi kita bisa dapatkan informasi apakah anggaran yang digunakan itu sesuai dengan pelaksanaanya. Sepanjang itu untuk kepentingan masyarakat kita akan dukung, dengan catatan asal tidak mengada-ada,” pungkasnya.
Samri mengaku tidak mengetahui persis kalau saat ini Pemkot Samarinda melalui Dinas PUPR sedang melakukan pengerjaan proyek tersebut.
“Ini kan isidentil jadi itu anggarannya menggunakan dana cadangan dan itu tidak masuk dalam perencanaan proyek yang ditentukan. Makanya kegiatan seperti itu kita harus tahu juga perencanaanya bagaimana? Pondasinya? Tiang pancangannya? Sampai kedalam tanahnya? Kalau kita tahu baru bisa kita komentari persis kegiatanya,” beber Samri.
(Advertorial)