Dia pun merasa bingung, karena setiap kali disetujui penyertaan modal ke BPR, pihaknya selalu mengeluh lantaran mengalami kerugian.
Sebab selama ini, masih kata Novi, BPR Samarinda sebagai perusahaan plat merah hampir tidak ada subangsinya terhadap pendapatan asli daerah (PAD).
“Bagaimana mungkin juga ada PAD-nya, rugi terus,” cetusnya.
Sedangkan program yang ditawarkan BPR Samarinda juga belum memikiki keunggulan dalam hal inovatif.
“Dari paparan saat hearing beberapa kali, memang tidak ada program yang bisa menjanjikan meraup keuntungan banyak,” pungkasnya. (advertorial)