Andrew Hayim De Vriesi mengatakan, proyek tersebut memiliki banyak keuntungan, antara lain sebagai jembatan memperluas edukasi lingkungan dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
"Dengan melibatkan partisipasi dari elemen masyarakat. Sebagai penemu, ini sudah menjadi proyek kedua.
Proyek pertama dan yang terbesar yaitu pengomposan di dalam tanah ini dan telah diterapkan di tiga negara di dunia serta telah terfokuskan untuk masyarakat," ungkap pakar asal Australia itu.
Mengenai biaya, Andrew Hayim De Vriesi menyebutkan, di negara Kangguru, biaya produksi pengolahan sampah bisa mencapai 35.000 hingga 40.00 Dollar Australia.
"Tergantung pada strukturnya, jika dibangun di sini mungkin lebih murah.
Sebenarnya proyek dibuat agar bisa direlokasi dengan mudah," pungkasnya.
(tim redaksi)