Sabtu, 23 November 2024

Samarinda Hari Ini

Dikunjungi Pakar Teknologi Australia, Andi Harun Langsung Beri Instruksi ke Dinas Lingkungan Hidup

Rabu, 9 Maret 2022 3:22

Wali Kota Samarinda, Andi Harun (kanan) saat menjelaskan tentang rencana pengolahan sampah menggunakan teknologi, di Balai Kota Samarinda, Kalimanatan Timur, Selasa (8/3/2022). (VONIS.ID)

VONIS.ID, SAMARINDA - Wali Kota Samarinda, Andi Harun berkesempatan mendapat kunjungan dari pakar teknologi internasional.

Kali ini, seorang pakar asal Australia, Andrew Hayim De Vriesi membeberkan tentang pentingnya teknologi pengolahan sampah.

Kepada Andi Harun, pakar teknologi pendiri Wasteplant.com.au itu berbincang tentang pengolahan sampah makanan yang dapat diubah menjadi pupuk kompos.

Terkait pembicaraan tersebut, Andi Harun mengaku sangat antusias untuk menerapkan teknologi pengolahan sampah di Samarinda.

"Nantinya bisa digunakan untuk pertanian dan perkebunan," kata Andi Harun saat ditemui di Balaikota, Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (8/3/2022).

Bahkan Andi Harun langsung memberi instruksi kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda untuk membuat pilt project di Kota Tepian.

"Ini sudah dipercontohkan di Sri Lanka dan ini juga sebagai bentuk penyehatan lingkungan.

Sekaligus mengurangi penggunaan pupuk kimia," ungkap Andi Harun.

Jika rencana kerjasama ini terwujud, kata Andi Harun, teknologi terbaru pengolahan sampah ini akan menjadi yang pertama di Kalimantan.

"Iya pertama," katanya.


Sementara itu, diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Andrew Hayim De Vriesi menjelaskan penggunaan teknologi pengolahan sampah makanan ini dapat juga diterapkan di Kalimantan.

"Jadi proses komposing itu sangat sederhana.

Saya telah mengerjakan project ini selama kurang lebih 15 tahun," ujarnya.

Andrew Hayim De Vriesi mengatakan, proyek tersebut memiliki banyak keuntungan, antara lain sebagai jembatan memperluas edukasi lingkungan dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

"Dengan melibatkan partisipasi dari elemen masyarakat. Sebagai penemu, ini sudah menjadi proyek kedua.

Proyek pertama dan yang terbesar yaitu pengomposan di dalam tanah ini dan telah diterapkan di tiga negara di dunia serta telah terfokuskan untuk masyarakat," ungkap pakar asal Australia itu.

Mengenai biaya, Andrew Hayim De Vriesi menyebutkan, di negara Kangguru, biaya produksi pengolahan sampah bisa mencapai 35.000 hingga 40.00 Dollar Australia.

"Tergantung pada strukturnya, jika dibangun di sini mungkin lebih murah.

Sebenarnya proyek dibuat agar bisa direlokasi dengan mudah," pungkasnya.

(tim redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
Beritakriminal