Apalagi, istri Ali Kalora yang bernama Tini Susanti Kaduku juga ikut tertangkap pada 11 November 2016.
Akan tetapi, Ali ternyata terus memimpin gerilya di pegunungan dengan hutan belantara di sekitar Kabupaten Poso dan Kabupaten Parigi Moutong.
Pada tahun itu juga, Kapolri Jenderal Pol. Tito Karnavian pun menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala.
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen. Pol. Rudy Sufahriadi juga pernah mengatakan, Ali Kalora adalah sosok radikal senior di kalangan gerilyawan di Poso.
Kelompok ini memiliki militansi dan daya survival tinggi.
Mereka mampu bertahan hidup di hutan dengan berburu ditambah sokongan logistik dari para simpatisan MIT.
MIT di bawah Ali Kalora dikenal sadis.
Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa saat masih menjabat Komandan Jenderal Pasukan Khusus memaparkan kesadisan MIT.
Kelompok Ali Kalora tak segan mengancam, menyandera, hingga membunuh masyarakat di Poso untuk mendapatkan logistik dan makanan.
Kini, sepak terjang Ali Kalora sudah usai setelah ditembak mati oleh aparat kepolisian. (tim redaksi)