Hendropriyono lantas merasa aneh jika dikaitkan dengan polemik Al-Zaytun saat ini.
Sebab, dia merasa tidak memiliki kekuatan membekingi Panji Gumilang.
"Emang kekuatan saya apa ya? Kalau saya masih aktif punya kekuatan, ditakutin. Saya rasa ini karena waktu itu saya Kepala BIN, buat seorang intelijen musuhnya musuh adalah kawan saya dan terus terang musuh Republik Indonesia, NII (Negara Islam Indonesia)," ungkap Hendropriyono.
Hendropriyono menilai saat itu, BJ Habibie tidak mungkin sembarang meresmikan ponpes.
Dia lantas mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam menyikapi polemik Al-Zaytun.
"Jangan mereka membuat keributan sekarang merefer pintar pakai tanda kutip masa pakai referensi masa lalu dari pada sekarang. Dulu ya dulu, masa lalu ya udah lewat, masa sekarang ya masa ke depan, orang-orang sudah pakai artificial intelligence masa masih pakai masa lalu. Masa lalu, ya masa lalu," pungkasnya.
(redaksi)