VONIS.ID - Kekurangan kapal menjadi ancaman baru buat negara-negara di Dunia.
Kurangnya kapal ini akibat makin banyaknya kapal yang berlayar menuju Eropa.
Hal itu bukan tanpa alasan, pasalnya dilansir dari Straits Times yang melansir Bloomberg, Benua Eropa kini lagi krisis energi karena mengembargo beberapa bahan bakar asal Rusia.
Akhirnya banyak kapal yang berlayar ke Eropa untuk mengantar bahan energi guna menyelamatkan benua tersebut.
Imbas dari kurangnya kapal ini membuat biaya pengiriman tinggi dan menjadi ancaman baru di sektor energi.
Para pakar mengatakan hal ini justru menjadi buah simalakama bagi yang lain.
Jarak yang lebih jauh menuju Eropa membuat kapal-kapal pengangkut lebih lama terisi dan menunda kembali berlayar.
"Ini memicu kenaikan tarif angkutan global, kata pakar pelayaran," tulis media itu merujuk pakar pelayaran, dikutip dari cnbcindonesia.
Tarif pengiriman gas alam cari (LNG) misalnya, berada pada tingkat yang tinggi untuk tahun ini.
Harganya diyakini tembus rekor di musim dingin tahun lalu.
"Biaya pengiriman kargo minyak Amerika Serikat (AS) ke China adalah yang tertinggi sejak tahun 2020. Sementara mengangkut muatan bahan baku petrokimia naphtha dari Timur Tengah ke Jepang harganya lebih dari dua kali lipat pada bulan Maret," menurut data dari Baltik Exchange.
Bukan hanya tarif, kekurangan kapal juga menjadi ancaman. Ini akan berdampak ke ekonomi Asia, terutama yang mengimpor minyak dan gas dari AS.
"Mereka mungkin kesulitan mendapatkan kargo cadangan dalam waktu singkat jika cuaca berubah menjadi sangat dingin pada musim dingin ini," kata para pedagang dan pemilik kapal.
"Dengan pengiriman bahan baku petrokimia menjadi lebih mahal untuk diangkut. Ini kemudian semakin membebani pembeli yang bergulat dengan permintaan bahan kimia yang lambat karena laju manufaktur melambat," tambah pengamat.
Hal ini juga diakui pemilik kapar. CEO Flex LNG Management, Oystein Kalleklev menegaskan itu.
"Ada sangat sedikit kapal LNG yang tersedia untuk disewa selama musim dingin, dan hanya untuk pelayaran singkat," tegasnya di laman yang sama.
Ia mengaku bahwa saat ini pihaknya telah mempersiapkan armadanya untuk dapat mengangkut LNG dari Texas, AS.
Diketahui, fasilitas muat LNG di negara bagian itu sendiri akan memulai kembali operasi pada bulan November setelah dilanda kebakaran pada bulan Juni lalu.
"Pemilik kapal telah menyiapkan armada mereka, dan pemilik menuntut kapal mereka kembali sehingga mereka akan tersedia ketika pabrik ekspor LNG Freeport di Texas kembali beroperasi," pungkasnya. (redaksi)