“Karena harus melakukan pembebasan terhadap sejumlah bangunan dan kegiatan di sana,” kata Andi Harun saat ditemui di Balaikota pada Selasa (10/1/2023).
Lanjutnya, yang kedua ada juga rencana untuk membangun jalan layang, namun setelah dikaji membutuhkan pembangunan tiang di tengah-tengah jalan, sehingga mempersempit jalur lalu lintas karena memotong median jalan.
Setelah dilakukan perhitungan awal, muncul kebutuhan anggaran mencapai Rp 750 miliar.
“Akhirnya muncullah alternatif pembangunan terowongan yang membutuhkan biaya Rp 450-500 miliar. Selain itu permasalahan sosialnya relatif kecil,” jelasnya.
Orang nomor satu di kota tepian ini memastikan tahun ini Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, segera melakukan pembangunan secara fisik.
Memang prosesnya tidak mudah, karena pihaknya juga harus membebaskan lahan masyarakat, di Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap.
“Perkiraan akan berjalan 18 bulan, Insya Allah rencananya minggu depan groundbreaking mohon doanya masyarakat Kota Samarinda,” pungkasnya.
(redaksi)