Akan hal tersebut, Joni menilai bahwa langkah yang paling tepat dilakukan pemerintah selaku lembaga eksekutif saat ini adalah membangun kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Bukan medianya. Itu nanti setelah SDM betul-betul bagus,” tegasnya.
Di sisi lain, Joni memaparkan bahwa investasi untuk membeli mobil listrik jauh lebih besar tiga kali lipat dari pembelian mobil konvensional saat ini.
“Kalau harganya murah, kami setuju. Tapi dampaknya tetap saja tidak berbanding lurus. Nanti pada saat (Presiden Jokowi) sudah selesai memimpin, baru kelihatan dampaknya luar biasa terhadap hutang. Bisa dibilang efek domino," pungkas Joni.
Diketahui, melalui Instuksi Presiden Nomor 7/2022 tertanggal 13 September 2022 kemarin pemerintah pusat maupun daerah diminta mulai mengganti kendaraan dinas dengan kendaraan listrik secara bertahap.
Transisi kendaraan itu pun dijelaskan Presiden Joko Widodo sebagai langkah penggunaan energi terbarukan dari energi fosil. (Advertorial)