VONIS.ID - Jelang Natal dan Tahun Baru 2023, Badan Narkotika Nasional (BNN) terus memantau organisasi yang kerap mendukung peredaran narkoba.
Bahkan, BNN tak akan segan-segan untuk melakukan tindakan tegas namun terukur kesemua pihak yang melakukan pelanggaran hukum terkait dengan penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
“Kami tidak main-main terhadap peredaran Narkotika dan zero tolerance, tidak ada toleransi untuk para bandar termasuk juga di Bali yang kita lihat sekarang mulai terbuka,” kata Kepala BNN Komjen Petrus R Golose, Sabtu (26/11), dilansir dari CNN Indonesia.
"Saya sudah memerintahkan jajaran untuk memantau dan melakukan tindakan terukur dengan tegas tanpa pandang bulu, khususnya terkait dengan organisasi premanisme yang mendukung atau mereka melakukan peredaran gelap narkotika," lanjut dia.
Ia sendiri tak menjelaskan organisasi yang dimaksudnya.
Pihaknya hanya menyebut sudah mengungkap sejumlah kasus peredaran narkoba yang melibatkan organisasi kriminal lintas negara.
"Kita barusan juga mengungkap beberapa tempat lain dengan jumlah yang banyak. Karena kita tahu, kejahatan terorganisir transnasional ini mereka ada superlap yang berada di segitiga emas," ujarnya.
"Saya akan berangkat ke sana, untuk koordinasi dengan para pemangku kepentingan yang berhubungan dengan penanggulangan Narkotika untuk menekan suplai masuk ke Indonesia, terutama juga suplai Narkotika. Apalagi sekarang yang amat sangat tinggi adalah sabu dan tentunya yang banyak juga dari dalam negeri mariyuana atau ganja, "jelas dia.
Petrus mengungkapkan BNN juga mengantisipasi peredaran Narkotika saat Natal dan Tahun Baru 2023 di Indonesia, khususnya di Bali, lewat operasi interdiksi.
"Saya sudah melakukan operasi interdiksi. Bukan hanya di Bali tapi irasional, khususnya narkoba. Untuk Bali nanti lebih ke BNNP Bali tapi seluruh kita gelar operasi di Indonesia juga. Tentunya dengan kita menekan di tempat-tempat lain mengurangi pasokan Narkotika di akhir tahun," kata dia.
"Bali tidak boleh menjadi tujuan untuk penggunaan Narkotika. Siapapun dia, apabila berurusan dengan Narkotika maka dia akan berhadapan dengan saya dan jajaran," sambung dia.
Terlebih, prevalensi pemakai narkoba dari generasi muda mencapai 1,95 persen. “Sekarang prevelensinya 1,95 persen dan termasuk tinggi untuk kalangan pelajar dan mahasiswa,” ungkapnya.
(redaksi)