VONIS.ID - Fakta baru kembali terungkap di persidangan kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (11/1/2023).
Hal ini tak terlepas dari sejumlah pertanyaan "jebakan" yang dilontarkan Majelis Hakim kepada para terdakwa.
Kali ini, Putri Candrawathi dibuat bingung dengan pertanyaan yang dilontarkan kepadanya.
Pengakuan Putri Candrawathi tentang adanya dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J diragukan oleh Majelis Hakim karena tidak ada bukti nyata yang bisa diakui oleh hukum.
Oleh karena itu Hakim Anggota Morgan Simanjuntak mendalaminya dengan cara beberapa kali melontarkan pertanyaan jebakan.
“Waktu dari Magelang ke Saguling, kamu pakaiannya apa?” tanya Hakim Anggota.
“Dari Magelang ke Saguling, atasannya sweater coklat dan bawahannya celana hitam,” jawab Putri Candrawathi.
Ternyata pakaian itu Putri kenakan juga saat ke Duren Tiga.
Dengan memiliki alasan tertentu, Hakim menjadikan sweater Putri tersebut sebagai salah satu barang bukti.
“Kamu suka pakaian itu?” tanya Hakim.
“Maksudnya Yang Mulia?” Putri bertanya dengan kebingungan.
Hakim Anggota mengulangi pertanyaannya yang sama, akhirnya Putri menjawab kalau ia menyukai sweater coklat tersebut.
“Kalau saya pakai pasti saya suka,” jawab Putri Candrawathi.
“Sekarang bajunya di mana?” tanya Hakim penuh maksud.
“Saya waktu itu habis mengganti baju, saya masukkan ke dalam tas di Duren Tiga. Karena sudah di police line jadi tidak bisa diambil,” jelas Putri.
“Pak Jaksa ada barang buktinya (sweater coklat)? Ngga ada? Ngga ada lagi, padahal suka kan, sudah hilang,” ujar Hakim Anggota.
Ternyata pertanyaan Hakim tentang apakah Putri menyukai sweater coklatnya merupakan pertanyaan jebakan untuk kemudian memberitahu Putri bahwa pakaiannya itu telah hilang dari TKP.
Belum selesai Putri Candrawathi menjelaskan tentang sweater coklat itu tapi Hakim Anggota sudah berganti ke topik lain yaitu saat Yosua dan Kuat Ma’ruf ribut-ribut di Magelang.
Putri Candrawathi mengaku sempat memanggil Kuat Ma’ruf dan Yosua secara bergantian untuk melerai mereka.
“Ada ribut-ribut antara Kuat dan Yosua ya? Ribut-ribut itu tentang apa?” tanya Hakim.
“Saya tidak tahu awalnya kenapa terjadi keributan antara Kuat dan Yosua,” jawab Putri Candrawathi.
Putri mengakui tidak tahu menahu kenapa Kuat dan Yosua ada keributan meskipun ia sudah memanggil keduanya untuk meredakan keributan.
Hakim menyampaikan bahwa Kuat sempat menyuruh Putri untuk meleporkan kepada Ferdy Sambo agar tidak menjadi duri dalam rumah tangga.
Namun, Putri tidak mengetahui apa maksud Kuat, ia yang memiliki posisi sebagai atasan Kuat dan Yosua mengaku tidak berani menanyakan apa-apa pada saat itu.
“Ya saya tidak tahu harus melaporkan apa tapi yang jelas saya tahu bahwa Kuat itu terjadi ribut-ribut dengan Yosua dan pada saat itu saya tidak berani untuk berkata apa-apa,” kata Putri.
(redaksi)