"Ketika kita ditanya kriteria pendamping atau bahkan kriteria calon wali kota, ada tiga yang paling umum diketahui orang popularitas, elektabilitas, dan integritas. Namun yang lebih penting adalah bagaimana seorang pemimpin mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara cepat dan tepat," jelasnya.
Andi Harun kemudian membagi calon pendampingnya menjadi tiga kluster calon dari partai politik, figur publik yang non partai, dan figur yang berasal dari birokrat.
"Di Gerindra, ada 13 pendaftar dari partai politik, dan 5 dari luar partai. Totalnya ada 18. Dari malam ini bisa mengerucut menjadi 3 orang yang belum dimunculkan namanya agar tidak menimbulkan kegaduhan politik di Samarinda," ucapnya.
Ia juga menekankan pentingnya figur publik yang tidak berasal dari politisi atau birokrat, yang memiliki visi untuk membangun Samarinda bersama-sama.
"Saya bilang bagaimana semua calon ini memiliki kemampuan bersama dengan wali kota untuk memodifikasi masyarakat melalui visi dimana-mana kita membahas tentang elektabilitas tapi kita tidak mempertengkarkan soal fisik. Kita tidak ada sebuah program yang tidak berangkat dari gagasan," ungkapnya.
Menurut Andi Harun, visi adalah hal yang sangat penting dalam memimpin sebuah kota harus memiliki visi karena kita akan menggerakkan visi tersebut.
"Bukan gerakan-gerakan parsial yang tidak membuat gerakan pembangunan kota menjadi beraturan sebuah program yang baik dan berdampak pada masyarakat dimulai dari gagasan dan dibuat menjadi generasi,"katanya.