Jumat, 29 Maret 2024

Update Terkini

Pecat 15 Pekerja, Disnaker Minta Balikpapan Pos Bayar Pesangon Setengah Miliar Lebih

Rabu, 24 November 2021 14:27

Balikpapan Pos Diwajibkan Bayar Pesangon Setengah Miliar Lebih untuk 15 pekerja yang dipecat

VONIS.ID - Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Balikpapan merampungkan pencatatan perselisihan industrial antara PT Duta Margajaya Perkasa (Balikpapan Pos) dengan 15 pekerjanya.

Disnaker Kota Balikpapan menyarankan pihak pengusaha dalam hal ini PT Duta Margajaya Perkasa diwajibkan membayarkan hak 15 pekerjanya sebesar setengah miliar lebih, tepatnya total senilai Rp 651.199.072.

Hak pekerja yang harus dibayarkan Balikpapan Pos itu terinci dari uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan kekurangan upah yang dipotong pihak pengusaha selama 7 bulan. Dalam 7 bulan dengan periode April sampai Oktober 2020.

"PT Duta Margajaya Perkasa diwajibkan membayarkan hak 15 pekerjanya sebesar setengah miliar lebih. Surat anjuran ini sudah diterima pihak pekerja yang diterima langsung Rusli sebagai perwakilan pekerja pada hari Selasa lalu dan juga pihak, pengusaha," ujar Ani.

Pasca surat anjuran tersebut, diharapkan agar masing-masing pihak yang berselisih untuk memberikan jawaban secara tertulis paling lambat 10 hari kerja setelah menerima surat anjuran tersebut dan menyampaikan tembusan kepada pihak lainnya.

Di tempat yang sama, Mediator Hubungan Industrial Disnaker Balikpapan Husnul Hotimah , pihaknya hanya bisa menganjurkan pihak pengusaha membayar hak untuk 15 pekerja dari jumlah sebelumnya 19 orang.

Ini dikarenakan 3 pekerja lainnya telah sepakat mengundurkan diri dibuktikan surat pengunduran diri dengan pengusaha dan dinyatakan telah dicapai kesepakatan dalam perselisihan hubungan industrialnya, dan 1 pekerja lainnya berada di kewenangan instansi yang membidangi ketenagakerjaan di Penajam Paser Utara (PPU)

"Dengan dasar-dasar itulah, kami hanya mengitungkan hak 15 pekerja, sesuai dimana lokasi kerja," terang Husnul.

Halaman 
Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal