Jumat, 17 Mei 2024

Samarinda Hari Ini

Saling Lempar Sandal Jepit, Remaja di Samarinda Tenggelam di Sungai Mahakam, Hingga Kini Belum Ditemukan

Senin, 7 Februari 2022 15:58

PENCARIAN - Tim SAR saat melakukan upaya pencarian korban tenggelam di perairan Sungai Mahakam segmen Sungai Kapih dengan radius tiga kilometer pada Senin (7/2/2022)/ Foto: VONIS.ID

VONIS.ID - Nasib nahas menimpa seorang remaja berinisial DP (17) yang dikabarkan tenggelam di perairan Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur pada Minggu (6/2/2022) sore kemarin. 

Tenggelamnya korban saat itu berawal dari aksi bercanda yang berujung nestapa, yang mana kejadian itu terjadi tepat di dermaga Galangan Kapal Karimarau, Jalan M Arsyad, RT 6, Kelurahan Sungai Kapih, Kecamatan Sambutan.

Informasi dihimpun, sebelum tenggelam korban sempat bermain lempar sandal jepit bersama rekan-rekannya.

Namun sendal rekan korban yang berinisial RS (14) kala itu justru dilempar ke aliran Sungai Mahakam

Lantaran sandalnya dilempar, RS pun kemudian marah dan korban langsung berinisiatif mengambilkannya. Meski sempat diambil korban dan kembali melempar sandal milik rekannya ke darat. 

Namun sayang, korban kala itu yang sedang berenang terlihat kelelahan dan langsung tenggelam di "telan" aliran Sungai Mahakam

Korban pun hanyut hingga 600 meter ke arah hilir Sungai Mahakam. Dia pun diketahui hilang ketika di dekat dermaga PT Bunga Nusa Mahakam (BNM).

Setelah dikabarkan tenggelam, Tim SAR gabungan yang mendapatkan informasi langsung bergegas menuju ke lokasi kejadian dan segera melakukan pencarian

Bahkan hingga, Senin (7/2/2022), Tim SAR Gabungan yang berada di lokasi kejadian telah melakukan upaya pencarian dengan radius tiga kilometer.

"Jadi upaya pencarian hari ini kita lakukan dengan mengerahkan dua regu. Regu pertama menggunakan rubber boat Basarnas mencari di sekitar TKP. Regu kedua pencarian menggunakan speed boat ke arah hilir dan hingga siang ini korban belum ditemukan," jelas Kasi Ops Basarnas Kaltim Basri yang ditemui di posko pencarian.

Metode pencarian, masih kata Basri, dilakukan dengan menyisir sejauh tiga kilometer ke arah hilir dan akan terus diperluas sesuai kebutuhan dan standar pencarian

"Kalau masih nihil, akan kami tambah radius pencariannya," sebut Basri lagi.

Diungkapkannya lebih jauh, pencarian korban tenggelam saat ini masih menggunakan metode penyisiran permukaan sungai. 

Sedangkan untuk metode penyelaman, kata Basri, belum bisa dilakukan sebab melihat dan menghitung arus bawah Sungai Mahakam yang begitu deras ditambah minimnya jarak pandang.

"Kondisi sungai yang tidak memungkinkan, makanya tidak direkomendasikan. Kalau kendala tidak ada, tapi tadi hujan jadi pencarian sempat dihentikan dan kembali dilanjutkan," pungkasnya. 

(redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal