"Setelah diberi uang, kemudian korban mengambil barangnya dan ingin keluar dari kamar," ungkap Kapolsek Samarinda Kota, AKP Creato Sonitehe Gulo.
Dari hasil penyidikan petugas, diduga kuat alasan Rabiatul Adawiyah yang hendak meninggalkan kamar lantaran takut, sebab diajak tersangka untuk mengkonsumsi sabu bersama-sama.
Hal ini pun terungkap saat rekonstruksi adegan digelar oleh Korps Bhayangkara.
"Saat diajak waktu itu korban dikatakan mau aja (konsumsi sabu), cuman tidak saat itu. Jadi kuat dugaan ada rasa takut dari korban karena hendak diajak nyabu, makanya memilih keluar kamar," beber Gulo.
Meski demikian, hal tersebut ditegaskan Gulo masih sebatas dugaan.
"Karena dari petunjuk yang kami punya semuanya mengarah ke sana (takut diajak nyabu)," tambah Gulo.
Melihat korban yang hendak pergi, Rudi lantas menarik lengan Rabiatul Adawiyah dan dengan cepat dihempaskan ke atas ranjang. Hal tersebut tergambar pada adegan ke-15.
Melihat korban terkapar, Rudi kemudian coba mencium Rabiatul Adawiyah.
Namun korban menolak dan melawan. Rudi selanjutnya membalas dengan mengambil bantal dan membekap wajah korban.
"Tersangka sempat mengangkat bantalnya. Tapi korban terus melawan dan tersangka kembali membekap. Korban selanjutnya menendang tersangka hingga terjatuh ke lantai kamar hotel," urai Gulo.
Saat terjatuh, Rudi kemudian mendapatkan cermin rias dan pecahannya digunakan tersangka untuk mengancam Rabiatul Adawiyah. Pada adegan ke-33, cekcok sempat terjadi.