Kemudian beberapa hari setelah pernikahan, guru dan siswa langsung menggelar aksi unjuk rasa di DPRD dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Buru Selatan.
Noho mengatakan, guru dan siswa SMP itu berunjuk rasa karena merasa keputusan orangtua NK dan KUA berdampak pada murid lainnya.
"Kasus ini menjadi perhatian semua siswa di sekolah, mereka sangat merasa kehilangan begitu pun para guru, jadi saat dia dikawinkan oleh orangtuanya secara paksa itu sangat berpengaruh sekali kepada para siswa jadi inisiatif dari ketua Osis dan siswa serta para guru kita langsung turun demo,” jelasnya.
Sementara itu orangtua NK, AIK mengatakan, keputusan itu diambil berdasarkan keinginan putrinya.
Ia juga menegaskan, putrinya telah siap menikah.
“Anak sudah gede lalu sudah punya kesiapan untuk menikah, dan kita sebagai orangtua membiarkannya, begitu ada keinginan pengin menikah ya sudah, sebagai orangtua terpaksa kita nikahkan saja,” ujar AIK, orangtua NK dilansir dari Kompas.com. (redaksi)