VONIS.ID - Penyebaran Covid-19 belum berakhir, bahkan penyakit mematikan ini terus mengalami evoluasi.
Diketahui, Covid-19 varian baru menimbulkan gejala aneh yang tidak ditemukan sebelumnya.
Penderita Covid-19 mengalami demam dan berkeringat malam (night sweat).
Saat ini, Covid subvarian terbaru yang menyebar ke seluruh dunia dan menjadi dominan adalah BA.5, yang disebut sebagai "saudara" dari varian Omicron, dan BA.4.
Di Amerika Serikat, subvarian BA.5 ditemukan pada 65 persen kasus Covid.
Persentase yang sama ditemukan hampir di seluruh dunia.
Gejala yang ditimbulkan oleh kedua subvarian, menurut beberapa penelitian, tidak terlalu tampak seperti subvarian sebelumnya.
"Satu gejala yang tampak di BA.5 adalah demam malam," ungkap Profesor Biokimia Trinity College Dublin, Luke O'Neill, dikutip dari CNBC.
Virus Covid subvarian baru sangat lihai dalam menghindari respons imun. A
rtinya, orang yang pernah terinfeksi SARS-CoV-2 masih bisa tertular berulang kali.
Untungnya, subvarian BA.5 serupa dengan Omicron dalam hal gejala yang ringan.
Angka kematian dan perawatan orang yang tertular kedua subvarian jauh lebih rendah dari Delta.
Namun, tetap saja, kecepatan penularan dan karakternya yang bisa berulang kali menulari orang yang sama, membuat virus jenis ini menjadi pusat perhatian.
Menurut O'Neill, perbedaan gejala ini adalah hasil dari perubahan genetika virus dan perubahan respons sistem imun manusia.
Penyakit ini jadi berbeda karena virusnya berubah.
Campuran antara pengaruh sistem imun dan virus yang sedikit berbeda memunculkan penyakit yang berbeda, dan anehnya, demam malam adalah salah satu gejala yang muncul.
Menurut IFL Science, tidak ada data yang bisa menjadi acuan wajar atau tidaknya gejala demam malam pada penderita Covid.
Menurut aplikasi ZOE, gejala Covid yang paling banyak ditemukan di orang yang sudah divaksinasi adalah pilek, sakit kepala, bersin, sakit tenggorokan, dan batuk terus menerus.
Gejala lain yang sebelumnya dilaporkan banyak terjadi, seperti kehilangan penciuman, sulit bernapas, dan demam, kini sangat jarang terjadi.
(redaksi)