VONIS.ID - Kebijakan pemerintah untuk kembali memberlakukan Ujian Nasional (UN) bagi jenjang SD, SMP, dan SMA menuai beragam tanggapan.
Salah satunya datang dari Ismail Latisi, anggota Komisi IV DPRD Samarinda, yang mendukung kebijakan ini sebagai langkah positif untuk meningkatkan semangat belajar siswa.
Menurut Ismail, ujian nasional dapat menjadi pemicu motivasi yang kuat bagi para pelajar di Indonesia.
"Masyarakat kita membutuhkan pemicu supaya mau belajar. Jika tidak ada tekanan, semangat belajar bisa menurun. Kita bisa lihat China, yang memiliki ekonomi tinggi dan pendidikan maju karena sistem ujiannya yang ketat," ujar Ismail.
Ismail juga membandingkan sistem pendidikan Indonesia dengan negara-negara lain, seperti Finlandia dan China.
Finlandia dikenal memiliki sistem pendidikan terbaik, dengan jam belajar singkat, tanpa PR, dan tanpa ujian nasional.
Namun, menurut Ismail, pendekatan ini belum tentu cocok diterapkan di Indonesia mengingat perbedaan karakteristik masyarakat dan budaya belajar.
“Finlandia memang terbaik dalam sistem pendidikan, tapi karakter masyarakatnya berbeda dengan kita. Tidak bisa serta-merta diterapkan di sini tanpa mempertimbangkan kondisi sosial dan budaya,” tambahnya.
Ismail menegaskan pentingnya UN sebagai alat ukur kompetensi siswa di tingkat nasional.
Menurutnya, tanpa standar yang jelas, akan sulit mengukur kualitas pendidikan secara menyeluruh.
“UN tetap relevan untuk menilai kompetensi siswa secara nasional. Tanpa standar yang jelas, sulit mengukur kualitas pendidikan kita,” tegasnya.
Meski mendukung kebijakan ini, Ismail juga mengingatkan pemerintah agar pelaksanaan UN lebih terfokus pada proses pembelajaran, bukan sekadar mengejar hasil akhir.
“Yang terpenting adalah mendorong siswa untuk belajar dengan baik. UN bukan hanya soal kelulusan, tapi bagaimana membentuk karakter dan disiplin belajar,” pungkas Ismail.
Dengan diberlakukannya kembali ujian nasional, diharapkan kualitas pendidikan di Samarinda dan Indonesia secara umum dapat meningkat, sekaligus mendorong semangat belajar yang lebih tinggi di kalangan pelajar. (adv)