Sabtu, 18 Mei 2024

Nasional

Data Nasabah Hingga Password Internal BSI Diretas, LockBit Beri Tenggat Waktu Hingga 15 Mei

Minggu, 14 Mei 2023 7:49

Ilustrasi - Aktivitas pelayanan di Bank Syariah Indonesia (BSI). (Fajar)

VONIS.ID - Bank Syariah Indonesia (BSI) diserang sejumlah kelompok hacker dengan mencuri data nasabah.

Kelompok hacker LockBit mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Dalam kicauan di Twitter pada akun @darktracer_int, Sabtu (13/5/2023), LockBit mengaku telah meretas 1,5 terabite data pribadi nasabah.

"Kami juga ingin menginformasikan, telah meretas 1,5 terabite data pribadi," tulis LockBit lewat surat ancamannya seperti dikutip kicauan @darktracer_int.

Terdapat setidaknya lima data yang berhasil dikuasai hacker, mulai dari database nasabah, hingga password internal.

Berikut sejumlah informasi yang berhasil diretas LockBit, dilansir dari Republika.co.id:

1. Sembilan database yang terdiri atas informasi pribadi dari 15 juta nasabah dan info pegawai (nomor telepon, alamat, nama, informasi dokumen, jumlah akun, nomor kartu, transaksi dan lebih banyak lagi).

2. Dokumen finansial

3. Dokumen legal

4. NDA

5. Semua password internal dan eksternal yang digunakan oleh bank. 

LockBit Ransomware memberikan waktu 72 jam untuk menegosiasikan masalah ini.

"Kami memberikan wakktu ke manajemen bank 72 jam untuk mengontak kami dan menegosiasikan masalah ini," tulis LockBit

Tertulis dalam surat ancamannya itu, tenggat waktu 15 Mei 2023, pukul 21:09:46 UTC.

Menurut klaim LockBit Ransomware, mereka menyerang BSI pada 8 Mei lalu.

Serangan itu mengganggu semua layanan BSI.

Pihak manajemen bank, klaim LockBit tidak memberikan informasi sebenarnya kepada pelanggan dan hanya mengatakan bahwa ada 'teknis gangguan'. 

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi sebelumnya mengonfirmasi adanya dugaan serangan siber terhadap layanan perbankan BSI.

Namun ia membantah bila serangan tersebut meminta sejumlah uang tebusan.

"Kami temukan ada indikasi serangan siber. Kami ada temporary switch off untuk memastikan sistem aman, tapi tidak ada tebusan ya," ujarnya.

Namun, sambung Hery, perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik perihal dugaan serangan siber tersebut.

Adapun dalam proses normalisasi layanan, tim IT BSI bekerja sama dengan Tim IT Bank Mandiri dan tentunya berkoordinasi secara intens dengan berbagai pihak terkait, baik regulator BI, OJK, pemegang saham maupun lembaga pemerintah.

(redaksi)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Berita terkait
Beritakriminal