Jumat, 3 Mei 2024

Update Terkini

Dihantam VOC Omicron, Harga Minyak Mentah Ambruk, Drop hingga 13%

Minggu, 28 November 2021 16:39

Dihantam VOC Omicron, Harga Minyak Mentah Ambruk hingga 13%

VONIS.ID - Negara-negara di seluruh Eropa dan Asia telah memberlakukan pembatasan perjalanan langsung untuk mencegah penyebaran virus varian B.1.1.529 yang diidentifikasi di beberapa negara Afrika.

Akibat hal itu, harga minyak mentah Brent turun US$ 9,50, atau 11,55%, menjadi US$ 72,72 per barel pada hari Jumat waktu AS.

Harga minyak AS jenis West Texas Intermediate (WTI) per barelnya juga anjlok US$ 10,24, atau 13,06%, menjadi US$ 68,15 pada Jumat (26/11) waktu AS.

Itu merupakan salah satu penurunan tertajam sejak penutupan ekonomi global tahun lalu yang menyebabkan harga minyak berubah negatif untuk pertama kalinya di seluruh AS.

Kedua harga kontrak minyak mentah tersebut telah terkontraksi selama lima minggu beruntun dan merupakan penurunan beruntun mingguan terpanjang sejak Maret 2020.

Permintaan Minyak Menurun

Penurunan perjalanan dan potensi lockdown baru dapat menekan permintaan, datang tepat ketika pasokan akan meningkat.

"Tampaknya penemuan varian Covid-19 di Afrika selatan menakuti pasar secara keseluruhan. Jerman sudah membatasi perjalanan dari beberapa negara di wilayah yang terkena dampak, "ujar John Kilduff, mitra di Again Capital, dilansir dari CNBC Internasional (28/11).

"Hal terakhir yang diinginkan pasar minyak adalah ancaman lain bagi pemulihan perjalanan udara," jelasnya.

Lebih lanjut pada hari Selasa, Administrasi Biden mengumumkan rencana untuk melepaskan 50 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis.

Ini merupakan langkah bagian dari upaya global oleh negara-negara konsumen energi untuk menenangkan kenaikan harga sepanjang tahun ini.

Bukan hanya negara AS, namun India, Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Inggris juga akan melepaskan sebagian dari cadangan mereka.

OPEC dan aliansi negara penghasil minyak lainnya akan bertemu pada 2 Desember untuk membahas kebijakan produksi untuk Januari dan seterusnya.

Organisasi tersebut perlahan mulai melonggarkan pembatasan produksi bersejarah yang disepakati pada April 2020 lalu karena virus corona melemahkan permintaan untuk produk minyak bumi.

Sejak Agustus grup, yang dikenal sebagai OPEC+, telah mengembalikan 400.000 barel per hari ke pasar setiap bulan.

Kelompok ini telah mempertahankan penurunan bertahap meskipun ada seruan dari Gedung Putih dan lainnya untuk menaikkan produksi karena harga minyak melonjak ke tertinggi multi-tahun.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate mencapai level tertinggi tujuh tahun pada Oktober, sementara Brent naik ke level tertinggi tiga tahun.

Saat ini Minyak AS turun lebih dari $15 sejak tertinggi Oktober di $85,41.

Munculnya varian Covid baru ini menambang panjang daftar ancaman bagi harga minyak, apa lagi sebelumnya harga minyak juga telah sedikit tertekan akibat kenaikan kasus Covid-19 di Eropa.

Organisasi Kesehatan Dunia (World Healt Organization/WHO) bahkan mengatakan 500.000 orang bisa meninggal hingga Maret tahun depan jika tidak segera mengambil tindakan guna meredam penyebaran virus corona.

Austria, sudah mengumumkan akan melalukan lockdown penuh mulai Senin (22/11) kemarin hingga 12 Desember mendatang, bahkan bisa lebih panjang lagi.

Akibat kasus yang terus menanjak, Austria kini mewajibkan warganya melakukan vaksinasi mulai Februari 2022. (*)

Baca berita kami lainnya di
Tag berita:
Beritakriminal