“Ada banyak tokoh sepuh (turut hadir hari ini), ada Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Ibu Komi Omaria Majid, Eri Riana Harjah Pamekas, Heni Supolo, Profesor Meling Uwi Gardiner Guru Besar Emeritus, Profesor Magnis Suseno, Gunawan Muhammad, Karina Supeli, Yanuar Nugroho, Usman Hamid, dan sejumlah dosen lainnya hadir menyuarakan keresahan, yang mana semua menyatakan bahwa DPR dan Presiden telah ugal ugalan membajak demokrasi kita,” tekannya.
Aksi hari ini juga ditegaskan Alif sebagai tanda seruan bagi seluruh masyrakat Indonesia yang telah dilakukan di Jakarta, dan diharap bisa terus dilakukan diseluruh daerah nusantara lainnya.
“Ini adalah sebuah seruan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang sudah diserukan oleh para tokoh besar dan guru-guru besar tadi agar seluruh masyarakat bersama-sama menyatakan protesnya. Kalau di Jakarta teman-teman warga bisa datang ke DPR, MK dan KPU, tapi kalau di kota-kota diseluruh Indonesia teman-teman dipersilahkan datang ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) masing-masing,” pungkasnya.
Dari pantauan media ini, aksi unjuk rasa masih terus berlanjut di depan gedung DPR, Senayan Jakarta. Kericuhan sempat terjadi hingga dirobohkannya pagar kantor parlemen. Aksi lempar batu dan serangan gas air mata juga tampak berseliweran dihadapan kamera awak media.
Meski sebagian besar massa aksi sempat memasuki area perkantoran DPR Senayan, namun petugas kepolisian dengan cepat memukul mundur para pengunjuk rasa dan mendorong semua kembali ke jalan raya.
Hingga berita ini diturunkan, massa aksi masih terus bertahan dengan menyanyikan sejumlah lagu lagu kebangsaan dan perlawanan dihadapan barikade petugas kepolisian. (tim redaksi)