Padahal, proyek pembangunan BTS 4G telah berlangsung sejak 2006 dan belum pernah bermasalah.
Proyek BTS 4G berjalan lancar sejak 2006 sampai 2019.
Namun, persoalan muncul pada tahun anggaran 2020, tepatnya saat pencairan anggaran proyek tersebut.
Pada tahun anggaran 2020 pemerintah mengalokasikan anggaran lebih dari Rp 28 triliun untuk proyek tersebut.
Sedangkan anggaran yang baru dicairkan pada 2020-2021 sebesar lebih dari Rp 10 triliun.
Lantas, pada Desember 2021, seharusnya penggunaan anggaran dari proyek tersebut dipertanggungjawabkan.
Namun, pada kenyataannya barang atau item dari proyek tidak ada.
Pihak-pihak yang bertanggung jawab atas proyek pembangunan BTS 4G meminta waktu perpanjangan pertanggungjawaban hingga Maret 2022 dengan dalih pandemi Covid-19.
Permintaan perpanjangan waktu dianggap tidak sesuai dengan kontrak yang diberikan Kemenkominfo.
Setelah pengajuan perpanjangan waktu, pemerintah lantas melakukan pemeriksaan lapangan.
Ternyata dari target sebanyak 4.200 menara yang akan dibangun, baru diselesaikan sebanyak 1.100 unit.