VONIS.ID - Rombongan konvoi ASEAN, yang di dalamnya terdapat diplomat asal Indonesia, ditembaki di Myanmar, Minggu (6/5/2023).
Padahal, kedatangan rombongan tersebut untuk menyalurkan bantuan kepada masyarakat Myanmar yang terjebak konflik.
"Betul, ada diplomat RI," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah.
Seorang diplomat asing di Yangon juga mengonfirmasi kepada AFP bahwa konvoi yang ditembaki di Kota Taunggyi membawa diplomat dari kedutaan besar Indonesia dan Singapura.
"Konvoi yang membawa sejumlah diplomat diserang kemarin pagi," kata sumber yang enggan diungkap identitasnya itu.
Di sela persiapan KTT ASEAN di Labuan Bajo, Presiden Joko Widodo pun menyayangkan insiden tersebut.
"Kemarin, AHA Center [ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance] didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan, tapi sangat disayangkan di tengah perjalanan terjadi baku tembak," kata Jokowi.
Namun, Jokowi tak menyebut kelompok mana yang melepaskan tembakan ke arah konvoi pembawa bantuan ASEAN tersebut.
Jokowi mengakui kondisi di Myanmar memang sangat kompleks.
Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun ini, lanjut dia, terus mendorong implementasi five-point consensus (5 PC).
Lima poin konsensus adalah keputusan para pemimpin ASEAN dalam pertemuan khusus usai junta militer Myanmar melakukan kudeta pada Februari 2021.
Pertemuan ini berlangsung pada April 2021 di Jakarta dan dihadiri langsung pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing.
Poin-poin di konsensus tersebut di antaranya kekerasan di Myanmar harus segera dihentikan, dialog konstruktif mencari solusi damai, serta ASEAN akan memfasilitasi mediasi.
Selain itu, ASEAN juga akan memberi bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre, serta akan ada utusan khusus blok itu ke Myanmar.
Menjelang KTT ASEAN, Jokowi menegaskan insiden baku tembak tersebut tak menyurutkan tekad RI dan Asia Tenggara untuk menyerukan penghentian kekerasan di Myanmar.
"Stop using force, stop violence, karena rakyat yang akan menjadi korban karena kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang," ucap Jokowi.
Ia kemudian berujar, "Saya mengajak marilah kita duduk bersama ciptakan ruang dialog untuk mencari solusi bersama."
Di kesempatan terpisah, Jokowi mengatakan isu Myanmar akan menjadi salah satu topik diskusi dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
"Itu secara khusus akan dibahas. Tetapi, acuan kita tetap untuk Myanmar. Acuan kita tetap five-point consensus, tetap jadi acuan, tetapi itu harus dengan dialog, karena menurut saya sanksi itu bukan sebuah solusi," ujar Jokowi pada Minggu.
(redaksi)