Pelaku diduga menyamarkan bau tersebut dengan menutup dua boks kontainer dengan plastik dan ditutup rapat dengan lakban.
Bahkan pelaku juga menutup lima lubang ventilasi dari dalam kamar menggunakan plastik secara rapat agar baunya tidak tercium dari luar.
"Bungkusnya rapi, ventilasi juga ditutup plastik dari dalam," tutur Dian.
"Itu pun kami tahu setelah masuk ke dalam dan kami konfirmasi ke pemilik kontrakan bahwa pemilik kontrakan cuma pasang kawat anti nyamuk, tidak dengan plastik," sambung dia.
Selain itu, pemilik kontrakan, AS (54) mengatakan, pelaku Ecky sudah menyewa rumah petakan miliknya sejak Juni 2021, tetapi biaya sewa tersendat sejak Agustus 2022.
"(Ngontrak) Juni 2021, tinggal sendiri tapi sudah enggak bayar dari Agustus 2022," ujar AS di lokasi, Jumat (30/12/2022).
Sejak menunggak membayar kontrakan itu, AS pun semakin jarang berkomunikasi dengan Ecky.
AS bahkan menyebut bahwa istrinya juga diteror oleh penagih pinjaman online.
Penagih itu mencari-cari Ecky yang keberadaan yang tak kunjung diketahui.
"(Nomornya) enggak aktif. Kalau tidak salah, sejak dikejar pinjol bulan September atau Oktober. Pinjolnya telepon ke istri saya, makanya istri kan kaget juga," ucap AS.
Namun, kala itu Ecky mengaku bahwa keluarganya berada di Bandung, Jawa Barat.
"Sudah menikah, punya anak, ngakunya tinggal di Bandung. Dia juga ngomong sering pulang ke Bandung," kata AS, dilansir dari Kompas.com.
Hingga kini, penyidik masih memeriksa Ecky terkait kasus pembunuhan perempuan yang jasadnya diduga dimutilasi tersebut.
(redaksi)