Menurut Ardiansyah, pengembangan kawasan karst masih terkendala aksesbilitas.
Hingga akhirnya, pelaku wisata di kawasan tersebut pun sejauh ini tidak dikenakan retribusi dan lainnya.
“Kami masih memikirkan infrastrukturnya dulu dibenahi,” tegasnya.
“Saya yakin, kalau pengelolannya dilakukan bersama-sama. Ada APBN, APBD provinsi dan Kutim, pasti bisa lebih maksimal pengembangannya,” lanjutmya.
Sementara itu, Sri Wahyuni, Kepala Dinas Pariwisata Kaltim, menyebut pihaknya ke depan akan melakukan pengembangan wisata domestik.
Menurunnya kasus Covid-19 di Bumi Mulawarman, jadi kesempatan penyegaran yang baik untuk sektor pariwisata.