Sebab jika tidak, maka persoalan tidak akan pernah selesai.
"Intinya selama masyarakat tidak memberi uang, mereka (anjal dan gepeng) pasti juga tidak ada," tegasnya.
Selain faktor empati yang tidak tepat sasaran, menurut Puji faktor lain menjamurnya anjal atau gepeng di Samarinda juga tak terlepas dari persoalan pendidikan.
"Kita hanya bisa mendorong diadakan pelatihan-pelatihan untuk anak-anak yang baru lulus. Dan itu pun masih terkendala persoalan anggaran," imbuhnya.
Persoalan anggaran itu pula disinggung Puji seperti perbandingan antara kebutuhan pelatihan SDM dan kekuatan anggaran daerah yang tidak berbanding lurus.
"Misal kita butuh 1.000 orang peserta pelatihan. Tapi anggaran kita cuma mampu untuk 100 orang. 900 orang lain tidak terjamah," pungkasnya. (advertorial)