Lima tahun kemudian, pada pemilihan presiden langsung, PBB yang dipimpinnya termasuk yang mengusung pencalonan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan wakil presiden.
Dukungan tersebut memberi warna adanya dukungan kelompok Islam terhadap duet tersebut.
Selain Partai Demokrat dan PBB, kemudian masuk Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) pimpinan mantan Menhankam Jenderal (Purn) Edi Sudrajat.
Pada putaran kedua pilpres, sejumlah parpol berbalik mendukung SBY-JK melawan Megawati-KH Hasyim Muzadi. Para pendukung baru justru terlihat seperti yang paling berjasa, sedangkan Yusril seperti dinihilkan.
"Saat itu kan lalu muncul sosok Andi Mallarangeng, yang sebelumnya ada di kubu lawan, malah jadi jubir Presiden. Saya jadi Menteri Sekretaris Negara tapi pada 2007 dia berhentikan saya," kata Yusril diiringi tawa.
Tak lama kemudian memang dia mendapat tawaran untuk Menjadi Menteri Dalam Negeri menggantikan M Ma'ruf yang sakit permanen akibat stroke.
Juga pernah ditawari menjadi duta besar di Malaysia, dan empat kali ditawari menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi.
Tapi semua jabatan yang ditawarkan itu ditolak Yusril. (*)