"Ini juga akan menjadi penyebaran populasi dan hal ini juga sudah dibuktikan oleh WHO terkait kesehatan mental yang dibutuhkan. Karena daya dukung ruang hidup (di Jakarta) sudah tidak memungkinkan dan kerap menimbulkan ledakan-ledakan sosial yang kerap berdampak buruk," imbuhnya.
Selain itu, Prof Imron juga mengutarakan bahwa ruang diskusi yang dilakukannya tersebut juga bertujuan untuk menghalau dan mengedukasi publik terkait pemberitaan hoaks tentang penolakan pemindahan IKN.
"Kami ingin mengedukasi publik. Karena isu-isu yang dilontarkan terkait IKN mencangkup budaya, sentimen etnis yang bisa memecah belah bangsa," tegasnya.
Hal senada pun turut dilontarkan Chudry Sitompol dosen Universitas Indonesia (UI) yang menilai bahwa perpindahan IKN juga akan menjawab banyak kebutuhan yang diperlukan masyarakat Kaltim.
"Dengan perpindahan itu, maka fokus kantong anggaran negara akan berada di sini (Kaltim) yang pastinya akan berdampak positif pada peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat," tandasnya.
(redaksi)