Lalu, pada 7 September 2007, "roh" Bhopal Singh meminta untuk menyimpan foto hitam putihnya.
"Mann mein dhyan yahi rakho ki Daddy meri purani aadatein chhut jaye" (berdoa agar kamu menyingkirkan kebiasaan lama).
Dituliskan dengan nada yang tegas hampir memarahi semua anggota keluarga mengikuti instruksi.
Mereka didekte untuk melakukan rutinitas sehari-hari, sebagai cara untuk memperbaiki keuangan keluarga.
Catatan buku harian itu memiliki pengaruh besar pada cara semua anggota keluarga menjalani kehidupan mereka selanjutnya.
Dhruv alias Dushyant (15 tahun) dan Shivam (15 tahun) adalah dua remaja laki-laki yang cerdas dan selalu mendapatkan nilai bagus dalam ujian.
Keduanya sangat menyukai sepeda motor dan mobil, yang tidak dimiliki keluarga mereka.
Menurut teman mereka, Jatin, keduanya biasa belajar setidaknya 2 jam sebelum pergi main di malam hari.
"Kami dulu bermain kriket dan bersepeda hampir setiap hari.
Tetapi, entah kenapa mereka tidak datang bermain di minggu terakhir Juni (2018)," kata Jatin (15 tahun).
Jatin mengatakan baik Dhruv dan Sivan sangat "takut akan Tuhan" di bandingkan teman-teman seusia mereka.
"Pada hari Minggu mereka biasa menyembah matahari dengan mempersembahkan air. Anak laki-laki seusia kami biasanya tidak melakukan itu," kata Jatin.
Di sisi lain, tunangan Priyanka mengatakan, dia adalah wanita normal dan tidak pernah menyinggung tentang praktik "gaib".
Sebelumnya, dia juga tidak menunjukkan perilaku ingin bunuh diri.
Temuan-temuan membuat polisi percaya bahwa kematian 11 anggota keluarga itu menderita "psikosis bersama", lebih dari sekedar pengalaman gaib.
Psikosis bersama artinya bahwa keyakinan delusi ditransmisikan dari satu orang ke orang lain.
Dalam kasus ini, Lalit Bhatia (45 tahun) adalah orang yang mengalami delusi berbicara dengan ayahnya yang telah meninggal.
Keyakinannya kemudian didukung oleh anggota keluarga lainnya yang ikut percaya.
(redaksi)